Ramadhan, Syahrul Qur’an



Ramadhan itu akhirnya datang kembali. Besyukurlah kita sebagai hamba Allah yang masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk dapat membersamai Ramadhan tahun ini dalam keadaan sehat, tenang dan damai. Adalah rugi rasanya jika Ramadhan tahun ini hanya terlewati dengan ibadah yang pas-pasan saja, tanpa ada peningkatan yang berarti didalamnya. So, pasang targetmu mulai dari sekarang! Jika Ramadhan itu adalah Syahrush Syiam, maka pastikan tak ada puasamu yang bolong-bolong lagi tahun ini. Jika ia adalah Syahrul Muwasa, maka pastikan setiap harimu selama Ramadhan selalu diisi dengan berbagi kepada sesama. Dan jika Ramadhan itu adalah Syahrul Qur’an, maka luangkan waktumu sedikit tuk membaca tulisan ini.


Ramadhan adalah bulan mulia yang padanya diturunkan Al-Qur’an. Karena itu, Ramadhan disebut pula dengan bulannya Al-Qur’an (Syahrul Qur’an). Momentum Ramadhan hendaknya menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk membaca dan mengamalkan A-Qur’an ini.


“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata, ”Wahai Tuhanku, aku telah menahannya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat kepadanya.” Sedangkan Alquran berkata, ”Aku telah mencegahnya dari tidur malam, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat kepadanya.” (HR Ahmad dan Al-Hakim).

Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa shaum (puasa) dan Al-Qur’an dapat memberikan syafaat. Puasa memberikan syafaat karena dapat membendung syahwat seorang hamba, sedangkan Al-Qur’an memberikan syafaat karena ia telah mencegah seorang hamba dari tidur malam untuk bercengkrama dengannya. Ramadhan seakan menjadi tempat untuk keduanya. Diwajibkan puasa satu bulan penuh sebagai madrasah untuk memperbaiki diri setelah sebelas bulan disibukkan oleh rutinitas dunia. Al-Qur’an adalah bacaan yang menjadi teman setia bagi orang-orang beriman di saat-saat menjalankan ibadah puasa itu. Karenanya, Ramadhan adalah Syahrul Qur’an, bulan diturunkannya Al-Qur’an untuk pertama kali. Allah SWT berfirman:


“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)...” (QS Al-Baqoroh:185)


Jika melihat sejarah salafus saleh dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, akan didapati bahwa kita sangat jauh dibandingkan dengan mereka. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Imam Abu Hanifah dalam hidupnya mampu mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 6000 kali. Umar ibn Khathab mampu mengkhatamkan Al-Qur’an pada setiap malam, sampai-sampai putra beliau yang bernama Abdullah berkata:


“Ayahkulah yang menjadi sebab turunnya ayat Allah. Ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az-Zumar: 9)


Sementara itu, Usman ibn Affan mampu mengkhatamkan Al-Qur’an setiap harinya. Imam Syafii mengkhatamkan Al-Qur’an selama Ramadhan sebanyak 60 kali. Imam Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 7 malam pada hari biasa dan setiap 3 malam pada bulan Ramadhan, sedangkan pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan Al-Qur’an setiap malam. Dan Imam Ahmad mengkhatamkan Al-Qur’an setiap pekannya.


Itulah gambaran hidup para salafus saleh yang begitu luar biasa, hari-hari mereka tak pernah lepas dari Al-Qur’an. Semoga kita mampu mencontoh apa yang telah mereka lakukan, yakni dengan menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an.


Pasang targetmu sahabat! siapkan segala sumber daya yang dibutuhkan. Jangan biarkan dirimu menjadi orang yang rugi ketika Ramadhan itu sudah berlalu, tetapi jadilah orang yang benar-benar mendapat predikat “taqwa” di akhirnya nanti. Allahumma Aamiin


“Hai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,” (QS Al-Baqoroh:183)

0 komentar: